Translate

Thursday, July 11, 2013

 MARHABAN YA RAMADHAN  >>Puasa Yukk...!!!!<<



"Hai orang-orang yg beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa". (QS.2:183)

"Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal saleh, bagi mereka syurga-syurga yang penuh keni'matan". (QS.Luqman:8)



"Siapa yg tdk dapat meninggalkan ucapan dan perbuatan dusta (waktu berpuasa) maka Allah tidak membutuhkan lapar dan hausnya." (HR. Bukhari)


 
"Seutama-utamanya sedekah adalah di bulan Ramadhan." (HR. Tirmidzi)

"Brgsiapa yg mendirikan shalat malam bulan Ramadan krn iman & mengharap rela Allah, maka ia akan diampuni dosanya yg telah lalu". (HR Muslim)

"Sungguh, Allah memaafkan dari umatku apa-apa yang terlintas dalam hati selama belum dikerjakan atau diucapkan." (HR Bukhari - Muslim)

"Siapa yang tidak berniat untuk berpuasa sebelum datang subuh, maka tidak ada puasa baginya." (HR. an-Nasa'i).

"Ada 3 pusaka kebajikan, yaitu merahasiakan keluhan, merahasiakan musibah, dan merahasiakan sedekah." (HR Tabrani)

"Ada 2 perkara yg tidak pernah lepas dari dusta, yaitu terlalu banyak janji dan terlalu keras mencari alasan." (Abdul Aziz Salim Basyarahil)

"Nafsu itu seperti bayi yg menyusu. Jika engkau tdk tegas menyapihnya, ia akan tumbuh besar & sulit dilepaskan dari susuan." (Pepatah Arab)

"Orang yg kaya itu adalah dinilai dari kedermawanannya, dan bukan dinilai dari banyaknya harta bendanya." (Imam syafi'i)

"Ilmu itu lebih baik daripada harta. Ilmu akan menjagamu sedangkan kamulah yang menjaga harta" (Ali bin Abi Thalib)

"Jadilaknlah kejujuran sebagai kendaraanmu, kebenaran sebagai pedangmu dan Allah sebagai tujuanmu." (Abu Sulaiman)


"Ciri orang munafik ada tiga; Jika berbicara dusta, jika berjanji ingkar, dan jika dipercayai khianat." (HR Bukhari-Muslim)

Saturday, May 11, 2013

TIK DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALISME GURU

TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALISME GURU

Oleh Eni Setyomukti
Mahasiswa Program Studi Manajemen Pendidikan
Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta



Abstrak

Kemajuan di bidang teknologi informasi dan komunikasi semakin tak terbendung seiring dengan adanya globlalisasi. Tidak ketinggalan di dunia pendidikan guru juga dituntut untuk dapat mengikuti perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). TIK merupakan segala hal yang berkaitan dengan proses manipulasi, pengelolaan dan pemindahan informasi antara pengirim dengan penerima. Salah satu kompetensi yang wajib dimiliki oleh guru adalah kompetensi profesional. Indikator guru profesional dan kompeten adalah guru yang mampu beradaptasi dengan perkembangan keilmuan yang hari demi hari semakin canggih. Minimal guru dapat menguasai kemapuan dasar TIK untuk menunjang tugas-tugas yang menjadi tanggung jawabnya. TIK bagi guru mempunyai fungsi sebagai pengembangan diri dan sebagai penunjang proses pembelajaran. Guru harus mampu memanfaatkan TIK untuk mempublikasikan hasil-hasil karyanya dan harus mampu merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi, serta menganalisa pembelajaran dengan memanfaatkan TIK.

Paper ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang ruang lingkup TIK bagi guru, memaparkan kriteria-kriteria guru yang profesional, dan menjelaskan peranan TIK bagi peningkatan profesionalisme guru. Paper ini merupakan jenis penelitian deskriptif yang dibuat dengan menggunakan metode survey pendidikan. Penulis berusaha mendeskripsikan situasi-situasi atau peristiwa-peristiwa aktual yang sedang terjadi dengan tidak mengabaikan membuat penafsiran dan kesimpulan sebagai hasil penelitian.



Kata Kunci: hakikat TIK, profesionalisme guru


1.      PENDAHULUAN
Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai dampak globalisasi yang tumbuh cepat maka perlu adanya pembaharuan sistem pendidikan. Guru merupakan salah satu komponen utama bidang pendidikan yang menjadi faktor penentu tinggi rendahnya kualitas hasil pendidikan. Oleh karena itu, guru dituntut untuk dapat mengikuti perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. UU Guru dan Dosen No.14 Tahun 2005[1] menyebutkan bahwa seorang guru harus mempunyai kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional. Definisi kompetensi dalam hal ini meliputi seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai, dan diaktualisasikan oleh guru dalam melaksanakan tugasnya. Lebih rinci pada PP Nomor 74 Tahun 2008[2] menjabarkan bahwa kompetensi profesional guru merupakan kemampuan guru dalam menguasai pengetahuan di bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni dan budaya.
Kenyataannya sebagian besar guru di Indonesia masih belum bisa mengoperasikan komputer dan mengakses internet. Hal ini dapat dilihat dari hasil Uji Kompetensi Awal (UKA) guru tahun 2012 yang diselenggarakan secara online sebagai uji coba awal bagi para guru yang telah menerima tunjangan profesi. Hasil UKA tersebut menunjukkan rendahnnya nilai hasil ujian dikarenakan minimnya kemampuan para guru untuk mengoperasikan komputer. Jadi, jelaslah bahwa posisi strategis guru untuk meningkatkan mutu hasil pendidikan di jaman modern ini sangat dipengaruhi oleh kemampuan professional. Kemampuan profesional guru sangat didukung oleh penguasaan guru terhadap teknologi informasi dan komunikasi.
2.      METODE
Paper ini  termasuk  penelitian  pustaka  (library research) dengan metode deskriptif. Penelitian pustaka yaitu telaah  yang  dilaksanakan  untuk  memecahkan  suatu  masalah  yang  pada dasarnya  bertumpu  pada  penelaahan  kritis  dan  mendalam  terhadap  bahan-bahan  pustaka  yang  relevan.  Menurut  Iqbal,  penelitian  kepustakaan  disebut juga library research, yaitu penelitian yang dilaksanakan dengan menggunakan literatur  (kepustakaan),  baik  berupa  buku,  catatan,  maupun  laporan  hasil penelitian dari peneliti terdahulu.[3] Telaah  pustaka  semacam  ini  biasanya  dilakukan  dengan  cara mengumpulkan  data  dan  informasi  dengan  bantuan  dari  berbagai  sumber pustaka yang kemudian disajikan dengan cara baru atau untuk keperluan baru.
Whitney dalam Moh. Nazir (2003:16)[4] menyatakan bahwa metode deskriptif adalah  pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat. Penulis berusaha mendeskripsikan situasi-situasi atau peristiwa-peristiwa aktual yang sedang terjadi dengan tidak mengabaikan membuat penafsiran dan kesimpulan sebagai hasil penelitian.
3.      KAJIAN TEORI
Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) adalah teknologi analog atau digital yang dimanfaatkan untuk menciptakan, menyimpan, serta menampilkan informasi terdiri dari berbagai perangkat keras, perangkat lunak dan fungsi yang memungkinkan untuk menerima informasi atau bertukar informasi serta berkomunikasi. Pada dasarnya TIK meliputi 2 aspek, yaitu aspek teknologi informasi dan aspek teknologi komunikasi. Lucas dalam Munir (2010:9)[5] mengemukakan bahwa “Teknologi Informasi adalah segala bentuk teknologi yang diterapkan untuk memproses dan mengirimkan informasi dalam bentuk elektronis, micro komputer, komputer mainframe, pembaca barcode, perangkat lunak pemroses transaksi, perangkat lunak lembar kerja (worksheet) dan peralatan komunikasi serta jaringan...”. sedangkan teknologi komunikasi adalah segala hal yang berkaitan dengan proses penyampaian informasi dari pengirim ke penerima. Jadi dapat disimpulkan bahwa TIK merupakan segala hal yang berkaitan dengan proses manipulasi, pengelolaan dan pemindahan informasi antara pengirim dengan penerima.
 Berdasarkan pengertian TIK di atas dapat kita ketahui bahwa cakupan TIK meliputi segala hal yang berhubungan dengan peralatan teknologi informasi dan peralatan teknologi komunikasi. Secara garis besar komponen keterampilan TIK terdiri dari proses pengolah kata, lembar sebar, mengolah lembar presentasi, browsing dan penggunaan search engine (mesin pencari informasi), dan komunikasi (e-mail, chatting, dan blog). Hal ini senada dengan pendapat Herman[6] mengemukakan bahwa “Kemampuan (skill) dasar TIK meliputi: Computer operations, Aplication software, Internet skills, dan Worl wide web skill”. Lebih lanjut lihat tabel di bawah ini:
Pengoperasian
Komputer
Software Aplikasi
Keterampilan Internet
Keterampilan  Website
Menghidupkan dan mematikan komputer
Membuat dokumen pengolah kata (Ms.Word)
Menggunakan website
Menggunakan mesin pencarai (ggogle, yahoo, dll)
Membuka dan menutup file
Memodifikasi dokumen pengolah kata yang sudah ada
Mengirim pesan e-mail
Menggunakan kata kunci/frase untuk mencari informasi
Menyalin (back-up) data
Mencetak dokumen
Menggunakan web untuk menemukan informasi spesifik
Menggunakan teknik pencarian yang cepat melalui kata kunci/frase
Menghapus file
Membuat gambar/grafik menggunakan komputer
Berpartisipasi menggunakan fasilitas obrolan/chat
Mencari informasi web-web yang berguna
Membuat folder
Menempatkan gambar/grafik ke dalam dokumen
Mengirim lampiran e-mail
Menggunakan informasi dari  web dalam proyek atau tugas
Memindah atau mengcopy data antar disk penyimpanan.
Mengolah kata yang dilengkapi dengan fitur pengolahan tabel persamaan, dll
Mendownload file dari internet atau website
Copy atau paste informasi dari web ke dalam dokumen pribadi
Menghubungkan komputer ke internet
Membuat grafik menggunakan spereadsheet (Ms.Excel)
Menyimapan gambar atau grafis dari halaman website.
Menggunakan penanda untuk mempermudah mengunjungin alamat web yang pernah dibuka
Instalasi program
Membuat multimedia presentasi (Ms.Power Point)
Membuat halaman web.
Menggunakan alamat web yang sudah diketahui untuk memcari informasi yang bermanfaat

Tabel 1. Kemampuan (skill) Dasar TIK
Herman[6] juga menguraikan pemanfaatan TIK bagi pendidikan, yaitu: (1) produktivitas; (2) alatbantu pembelajaran; (3) akses informasi; (4) manajemen pendidikan; (5) penelitian; (6) kerja kolaborasi; dan (7) hiburan. Lebih dalam lagi Sudirman (2009:19) menggambarkan posisi TIK sesuai dengan blue print TIK sebagai berikut:


Gambar 1. Posisi TIK dalam pendidikan/pembelajaran

Berdasarkan gambar di atas dapat disimpulkan bahwa profesi pendidik merupakan suatu bidang yang memerlukan profesionalisme dalam menjalankannya. Kompetensi TIK guru adalah kemampuan guru dalam mengembangkan inovasi pembelajaran dengan memanfaatkan TIK baik dalam merencanakan, melaksanakan, maupun mengevaluasi pembelajaran, baik pada aspek kompetensi pedagogi, personal, profesional, maupun sosial.
Kompetensi TIK bagi guru sekurang-kurangnya mempunyai dua fungsi, yaitu TIK sebagai  pengembangan diri dan TIK sebagai penunjang proses pembelajaran. Guru yang mampu menerapkan TIK dalam pembelajaran dapat disebut telah memenuhi kemampuan dasar sebagai guru profesional yang handal untuk melaksanakan proses belajar mengajar secara efektif dan sesuai dengan perkembangan modern. Dedi Supriyadi (1998:96)[8] mengemukakan bahwa profesionalisme guru didukung oleh tiga hal, yakni (1) keahlian, (2) komitmen, dan (3) keterampilan. Sedangkan dalam PP Nomor 74 Tahun 2008[2]  menjelaskan bahwa kompetensi profesional guru merupakan kemampuan guru dalam menguasai pengetahuan di bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni dan budaya yang diampunya. Kemampuan tersebut meliputi: (1) menguasai materi pelajaran, dan (2) menguasai konsep dan metode disiplin keilmuan, teknologi, atau seni yang relevan. Sumber lain menyebutkan terdapat 7 indikator guru profesional, yaitu: (1) memiliki keterampilan mengajar yang baik; (2) memiliki wawasan yang lua; (3) menguasai kurikulum; (4) menguasai media pembelajaran; (5) penguasaan teknologi; (6) memiliki kepribadian yang baik; (7) menjadi teladan yang baik. Supriadi (2003:14)[8] mengutip laporan dari Jurnal Educational Leadership edisi Maret 1993, bahwa guru profesional dituntut memiliki lima hal.  Pertama, guru mempunyai komitmen pada siswa dan proses belajarnya. Kedua, guru menguasai secara mendalam bahan/materi pelajaran yang diajarkannya serta cara mengajarkannya. Ketiga, guru bertanggung jawab memantau hasil belajar siswa melalui berbagai teknik evaluasi dan pengamatan perilaku. Keempat, guru mampu berpikir sistematis tentang apa yang dilakukannya, dan belajar dari pengalamannya.  Kelima, guru seyogyanya merupakan bagian dari masyarakat belajar dalam lingkungan profesinya.
Peran TIK dalam meningkatkan profesionalisme pendidik diantaranya:
a.       TIK membantu guru menjalankan fungsinya sebagai fasilitator pembelajaran
b.      TIK membantu guru mewujudkan model-model pembelajaran yang interaktif, inovatif, dan kreatif
c.       TIK menjadikan proses pembelajaran lebih efektif dan efisien
d.      TIK mempermudah guru mencapai kemampuan dasar sebagai seorang pendidik
e.       TIK membantu guru menciptakan sistem pembelajaran yang mandiri
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa profesionalisme guru sangat ditentukan oleh kompetensi profesionalnya. Kompetensi profesional guru tidak terlepas dari dukungan TIK. Dengan kata lain seorang guru yang profesional harus menguasai kemampuan dasar TIK dan diharapkan mampu menerapkan dan menggunakannya untuk kepentingan pendidikan.

4.      HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil pengamatan dan kajian teori di atas diperoleh beberapa penemuan-penemuan berikut:
a.       Di jaman yang serba modern ini hampir semua bidang pekerjaan membutuhkan sarana dan prasarana TIK.
Dalam bidang pendidikan Suparman (2001:9)[9] menyebutkan tiga konsep utama teknologi pendidikan yaitu: (1) menggunakan berbagai jenis sumber belajar termasuk di dalamnya berbagai jenis media, peralatan, manusia, teknik, metode, dan strategi pembelajaran; (2) penekanan dan berfokus pada belajar lebih menyentuh dan lebih bermakna bagi individu dan bersifat pribadi bagi orang yang belajar; dan (3) menggunakan pendekatan sistem dalam pemecahan masalah (human learning). Hampir semua informasi dan data administrasi sekarang ini dikirim melalui web. Misalnya: data siswa peserta UN, nilai siswa, biodata seluruh siswa, biodata sekolah, dan data lengkap pendidik dan tenaga kependidikan dikirim melalui server web. Dan yang sekarang sedang hangat dibicarakan adalah informasi mengenai tunjangan profesi guru juga melalui web. Jika guru tidak dapat menggunakan TIK maka dia akan jauh tertinggal dari informasi dan perkembangan terkini
b.      Penggunaan alat-alat TIK mampu meningkatkan efektifitas dan efisiensi kerja.
Sebelum adanya sistem informasi manajemen (SIM) hampir semua laporan administrasi dilakukan secara manual. Pembuatan dan pelaporan manual cenderung membutuhkan waktu yang lama, selain itu juga memerlukan tenaga karena melalui beberapa tahap. Dengan memanfaatkan TIK semua laporan dapat dikirim melalui media internet berbasis web yang dapat dilakukan dengan cepat dan mudah. Selanjutnya Soekartawi[10] (dalam bukunya yang berjudul ’Seven Ways for Successful Academic Networking, 2001’) menuliskan bahwa manfaat networking dapat dikelompokkan dalam enam hal, yaitu: (1) meningkatkan kerjasama (increased collaboration); (2) memanfaatkan sumberdaya secara bersama (resource sharing); (3) memecahkan berbagai permasalahan secara bersama (problem solving); (4) memberikan dukungan teknis secara lebih mudah (technical support); (5) meningkatkan efisinesi (efficiency), dan (6) meningkatkan hasil kerja yang lebih besar (greater output).
c.       Hampir semua hal yang berhubungan dengan pendataan pendidikan berbasis web.
Sekarang ini beberapa portal administrasi pendidikan yang diakses melalui web antara lain: pendataan peserta UN dan entri nilai raport siswa, Data pokok pendidikan nasional, yaitu data Nomor Pokok Sekolah Nasional (NPSN), Nomor Unik Pendidik Tenaga Kependidikan (NUPTK) dan Nomor Induk Siswa Nasional (NISN), penerimaan siswa baru serta laporan penggunaan dana BOS. Direktorat  Jenderal  Peningkatan  Mutu  Pendidik  dan Tenaga  Kependidikan (DITJEN  PMPTK)[12] Kemdiknas menyediakan beberapa e-Layanan bagi para pemangku kepentingan di lingkungannya. E-Layanan tersebut tersebar di  direktorat  yang  ada di bawah naungannnya. Beberapa E-Layanan tersebut adalah sebagai berikut:(1) pmptk.kemdiknas.go.id; (2) nuptk.kemdiknas.go.id; (3) jugaguru.com; dan (4) sertifikasiguru.org. Sedangkan Sekretariat  Jenderal  kemdiknas[13] dalam  melaksanakan  tupoksi-nya  menyediakan beberapa e-Layanan sebagai berikut: (1) www.kemdiknas.go.id; (2) simpeg.kemdiknas.go.id; (3) www.e-dukasi.net; (4) bse.kemdiknas.go.id; (5) bimbel.kemdiknas.go.id; (6) pdln.kemdiknas.go.id; dan (7) buonline.depdiknas.go.id
d.      Sebagian besar satuan pendidikan dari SD, SLTP, dan SLTA semua sudah memiliki akses komputer, namun belum keseluruhan yang mempunyai jaringan internet.
Berdasarkan hasil pengamatan, sebagian besar sekolah-sekolah sudah memiliki sarana dan prasarana mendasar bagi penggunaan TIK di sekolah yaitu perangkat komputer. Namun, seiring dengan perkembangan modern saat ini komputer saja tidak cukup tanpa didukung oleh jaringan internet.
Meskipun dari tahun ke tahun di Indonesia mengalami peningkatan yang signifikan terhadap pengguna jaringan internet namun, jika dibandingkan dengan negara-negara tetangga Indonesia berada di urutan bawah dengan nilai prosentase masyarakat yang ‘melek internet’ rendah.
e.       Masih minimnya guru-guru yang menguasai kemampuan dasar menggunakan TIK.
Hal ini dapat dilihat dari hasil Uji Kompetensi Awal (UKA) guru tahun 2012 yang diselenggarakan secara online sebagai uji coba awal bagi para guru yang telah menerima tunjangan profesi. Hasil UKA tersebut menunjukkan rendahnnya nilai hasil ujian dikarenakan minimnya kemampuan para guru untuk mengoperasikan komputer. Selain itu juga terlihat dari seditkitnya guru yang bisa mengakses internet, hal ini diketahui masih sedikit guru yang memiliki e-mail, facebook, blog, dan lain-lain.
Sebagai tambahan wawasan beberapa kecenderungan sikap guru dalam pemanfaatan TIK untuk kepentingan pembelajaran, yaitu: (1) Tidak mau repot atau merasa puas dengan hasil pekerjaan yang telah dicapai; (2) Sikap yang menghendaki bukti konkrit terlebih dahulu: (3) Sikap yang sekedar melaksanakan tugas yang diberikan pimpinan sekolah; (4) Sikap yang suka mencoba hal-hal yang baru (responsif); (5) Sikap pamrih dalam melaksanakan hal-hal yang baru; (6) Sikap ikut-ikutan agar tidak dikatakan ketinggalan jaman; dan (7) Sikap innovatif atau kreatif dalam melaksanakan tugas.
f.       Pemerintah belum sepenuhnya memfasilitasi infrastruktur TIK di tingkat satuan pendidikan, khususnya pada jaringan internet.
Meskipun teknologi informasi dan komunikasi sudah berkembang begitu pesat, namun belum seluruh rakyat Indonesia ini dapat menikmatinya.  Berdasarkan renstra Kemkominfo 2010-2014[11] diperoleh data sebagai berikut:
Jenis Akses
Tahun
2004
2005
2006
2007
2008
Telepon Tetap*
4,79
6,16
6,67
8,68
11,49
Telepon Bergerak
14,02
21,44
28,73
41,52
61,72
Pengguna Internet
5,61
7,18
7,18
6,51
11,3

Tabel 2. Teledensitas Akses Telekomunikasi Indonesia
Tahun 2004 – 2008 (%)
(*) Telepon tetap terdiri dari fixed line (Public Switched Telephone Network atau PSTN) dan FWA
Sumber:  International  Telecommunications  Union  (ITU),  2007  dan  Kementerian  Komunikasi  dan  Informatika, 2008.
Hingga  akhir  tahun  2008,  tingkat  kepemilikan  komputer  pada  rumah  tangga masih sangat rendah yaitu hanya 4,40% dengan distribusi sebagai berikut: Jawa sebesar 5,30%, Sumatera sebesar 2,90%, Bali dan Nusa Tenggara sebesar 2,90%, Kalimantan  sebesar  4,50%,  Sulawesi  sebesar  2,70%,  serta  Maluku  dan  Papua sebesar  2,10%.  Selisih  ketersediaan  infrastruktur  antara  perkotaan  dan perdesaan,  serta  antara  wilayah  barat  dan  timur  Indonesia  masih  besar.  Hingga akhir tahun 2008 dari total 72.000 desa yang ada di Indonesia masih ada 31.824 desa yang belum memiliki fasilitas telekomunikasi  dan  internet,  lebih  dari  80%  infrastruktur  pos  dan  telematika terkonsentrasi  di  Jawa,  Bali,  dan  Sumatera,  serta  distribusi  Internet  Service Provider (ISP) terkonsentrasi di Jawa (64% dari 306 ISP) dan 18% di Sumatera. Di samping itu presentasi  yang  memiliki  telepon  di  Jawa  Tengah masih 6.98%, di  NTB bahkan masih 4.54% sementara di Jakarta 38.5% dan DIY 13.1%. yang belum terlayani akses telepon. Penetrasi  kepemilikan  PC di Indonesia  masih 4.4 %,  tertinggal  jauh  jika dibanding dengan negara-negara tetangga (pada akhir tahun 2008).
Dari uraian-uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Pembangunan Teknologi  Informasi  dan  Komunikasi  (TIK)  secara  nasional masih  lemah  yang  antara  lain  ditandai  dengan  masih  kurangnya infrastruktur,  rendahnya  penggunaan  TIK  dan  tingkat  melek  masyarakat. Menurut  International  Telecommunication  Union  (ITU)  pembangunan  TIK berindikasi  tidak  hanya  kesiapan  infrastruktur  (akses  terhadap  informasi) tetapi  juga  penggunaan  TIK  dan  seberapa  besar  tingkat  SDM yang melek  TIK.  Dibandingkan  dengan  154  negara-negara  lain  di  dunia, data dari ITU pada tahun 2007 menempatkan Indonesia pada ranking 108.

Untuk mengatasi berbagai temuan permasalahan di atas, upaya-upaya yang dapat dilakukan antara lain:
  1.  Mengirim guru untuk mengikuti kegiatan pelatihan, penataran, seminar dan workshop mengenai TIK.
  2. Mengadakan kegiatan pelatihan dan sosialisasi bagi seluruh guru dengan mendatangkan nara sumber.
  3. Mendorong guru untuk melanjutkan studinya ke jenjang pendidikan sebagaimana ditentukan pemerintah.
  4. Melengkapi berbagai sarana dan media yang dapat menunjang kegiatan pembelajaran.
  5. Melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan berbagai strategi dan metode, meskipun tidak semua sekolah mampu melaksanakan secara efektif.
  6. Mengadakan studi banding ke sekolah lain yang dipandang lebih maju

5.      KESIMPULAN
Seiring dengan kemajuan ilmu teknologi dan globalisasi guru harus mampu meningkatkan kompetensi profesionalnya. Kompetensi profesional guru adalah kemmapuan guru dalam menguasai pengetahuan di bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni dan budaya yang diampunya.
TIK merupakan segala hal yang berkaitan dengan proses manipulasi, pengolalaan dan pemindahan informasiantara pengirim dan penerima. Cakupaan TIK terdiri dari 2 aspek, yaitu aspek teknologi informasi dan aspek teknologi komunikasi.
Guru yang profesional hendaknya mengusai kemampuan dasar TIK yang meliputi: pengoperasian komputer, software aplikasi, keterampilam internet, dan keterampilan website. Selain itu profesionalisme guru didukung oleh tiga hal yaitu: keahlian, komitmen, dan keterampilan.
Profesionalisme guru sangat ditentukan oleh kompetensi profesionalnya. Kompetensi profesional guru tidak terlepas dari dukungan TIK. Dengan kata lain seorang guru yang profesional harus menguasai kemampuan dasar TIK dan diharapkan mampu menerapkan dan menggunakannya untuk kepentingan pendidikan.

REFERENSI

[1] UU Guru dan Dosen No.14 Tahun 2005. (online) tersedia pada sa.itb.ac.id/Ketentuan%20Lain/UUNo142005(Guru%20&%20Dosen).pdf‎. Akses 09 Mei 2013
[2]  PP NO.74 Tahun 2008 Tentang Guru. (online) tersedia pada www.paudni.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/.../PPNo74th2008.pd. Akses 09 Mei 2013
[3]  M. Iqbal Hasan. 2002. Pokok-Pokok  Materi  Metodologi  Penelitian  &   Aplikasinya. Jakarta:  Ghalia Indonesia
[4]  Muh.Nazir, P.h.D. 2003. Metode Penelitian. Jakarta: PT.Ghalia Indonesia
[5]  Munir. 2010. Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung: Alfabeta
[6] Herman. Wawasan TIK untuk Pendidik. (online) tersedia pada http://herman.elearning-jogja.org. Akses 09 Mei 2013
[7] Sudirman Siahaan. 2009. Modul Pelatihan Pengembangan dan Pemanfaatan Jardiknas: Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komuniaksi (TIK) dalam pembelajaran. Jakarta: Depdiknas
[8] Buku Ajar: Pengembangan Profesionalitas Guru. (online) tersedia pada datakudewe.files.wordpress.com/2011/11/11-mtk-sma.pdf‎. Akses 09 Mei 2013
[9]  Suparman Atwi. 2001. Kawasan Teknologi Pendidikan. Jakarta: Program Pascasarjana UNJ
[10] Soekartawi (2001). Seven Ways in Successful Academic Networking, SEAMEO SEARCA, 2nd edition, Los Banos, Philippines. (ISBN: 971-560-068-9).
[11] Rencana Strategis Kementerian Komunikasi dan Informatika 2010-2014. (online) tersedia pada web.kominfo.go.id/sites/default/files/renstra-2010-2014.pdf‎. Akses 09 Mei 2013
[12]  Rekomendasi Infrastruktur e-Layanan Ditjen PMPTK. (online) tersedia pada
www.dikti.go.id/files/atur/rbi/PMPTK.pdf‎. Akses: 09 Mei 2013
[13]  Rekomendasi Infrastruktur e-Layanan Sekretariat Jenderal. (online) tersedia pada www.dikti.go.id/files/atur/rbi/Setjen.pdf. Akses: 09 Mei 2013