Translate

Tuesday, February 10, 2015

KOMENTAR ARTIKEL ILMIAH BERTEMA PEMANFAATAN TIK DALAM PEMBELAJARAN

Perkembangan teknologi, informasi dan komunikasi di masa sekarang ini sangat pesat. Dunia seolah bergerak pada kecepatan yang tak terbayangkan dibidang penggunaan dan penyebaran informasi. Hampir berbagai aktivitas manusia sekarang mulai berpindah dari dunia nyata ke dunia maya. Hal ini karena dunia maya dianggap lebih terjangkau, efisien dan fleksibel. Dalam berbagai bidang manusia tidak terlepas dari teknologi, informasi dan komunikasi. Tak terkecuali di dunia atau bidang pendidikan. Akibatnya pengetahuan dan keterampilan seseorang untuk menggunakan dan memanfaatkan teknologi menjadi kebutuhan yang wajib dipenuhi agar dirinya tidak tertinggal dan tersingkir dari kehidupan masyarakat modern. Pengetahuan dan keterampilan menggunakan dan memanfaatkan teknologi bisa diperoleh melalui pendidikan formal, non formal, maupun secara otodidak. Sistem pendidikan yg lebih terbuka luas memungkinkan kontribusi ide-ide yang semakin meningkat di era pasar global. Hal ini sesuai dengan pernyataan yang dikutip dari Torruam, Japheth Terande: “A culture rooted in the belief that a more open education system enables increased contribution to the global marketplace of ideas” (SAVAPInternational Vol.3, No 1 Juli 2012:31) Saya setuju dengan kutipan di atas, karena semakin luas dan tak terbatas kesempatan bagi seseorang untuk belajar dan berkarya maka akan menghasilkan sesuatu yang besar pula, begitu juga sebaliknya semakin seseorang dibatasi maka semakin dirinya tidak mampu berbuat dan menghasilkan apa-apa. Namun semua itu perlu didukung oleh infrastruktur dan fasilitas yang memadai. TIK di dunia pendidikan sangat penting. Di dunia pendidikan internasional TIK merupakan salah satu tantangan yang progresif. Pengembangan TIK di dunia pendidikan merupakan salah satu upaya berani dan unggul untuk bersaing di pasar global dimana pendidikan merupakan komoditas utama. Beberapa keunggulan pemanfaatan TIK dalam pembelajaran di dunia internasional, antara lain: 
1. Terjangkau, akses mudah, efisien dan fleksibel 
2. Perkembangannya sangat pesat 
3. Menarik bagi siswa, sehingga memunculkan rasa ingin tahu yang besar. 
4. Memungkinkan bagi siswa untuk memunculkan/memberikan kontribusi dalam pembelajaran 
5. Siswa tidak bosan. Mereka dapat belajar di luar ruang kelas. 
6. Manfaat E-Learning banyak. Diantaranya efektiviats biaya, peningkatan responsivitas untuk mengubah, konsistensi, konten tepat waktu, aksesibilitas fleksibel, dan memberikan nilai pelanggan (Olomo,2001) 
7. TIK dapat meningkatkan kualitas pendidikan dalam beberapa cara: dengan meningkatkan motivasi dan keterlibatan siswa, memfasilitasi perolehan keterampilan dasar, dan meningkatkan pelatihan guru (Wadi & Sonia, 2002) Memotivasi belajar meliputi penggunaan viddeo, televisi dan perangkat lunak komputer multimedia. Hampir semua indera siswa diberdayakan disini. Siswa melihat, mendengar dan mencatat. Dengan penggunaan beberapa indera memungkinkan konsep materi lebih bertahan lama di ingatan siswa Memfasilitasi perolehan keterampilan dasar dapat diperoleh oleh siswa melalui latihan dan praktek. 
Meningkatkan pelatihan guru dapat dilakukan melalui dibentuknya lembaga dan pusat-pusat pelatihan. Misalnya Cyber Teacher Training Center (CTTC) di Korea Selatan yang mengambil keuntungan dari Internet untuk memberikan kesempatan yang baik bagi pengembangan profesional guru. 

 Ada 3 teori yang mempengaruhi E-Learning menurut (Keegan, 1993), yaitu: 
1. Behaviorisme Pada teori ini menghafal dan imitasi sangat penting dalam proses pembelajaran. Sehingga dengan penyajian materi secara multimedia yang disertai dengan gambar yang menarik akan lebih bertahan lama di memori siswa. Hal ini memungkinkan ketika mereka mengingat gambar maka mereka juga akan mengingat materi yang menyertainya. 
2. Kognitif Sains Pada teori ini belajar didasarkan pada perhatian, persepsi motivasi, dan proses internal lainnya. Siswa dapat fokus pada desain layar dan interaksi manusia di komputer sehingga dalam hal ini kreativitas guru sangat dibutuhkan. 
3. Konstruktivisme Teori ini beranggapan bahwa siswa dapat membangun pengetahuannya sendiri. Melalui multimedia, dan perangkat lunak edukas siswa dapat bereaksi dengan menginterpretasikan materi dengan lingkungannya. 

Berdasarkan naskah artikel, salah satu visi dari negara Nigeria adalah “Nigeria menjadi negara di Afrika yang mampu dalam bidang IT dimana masyarakat menjadi pemeran/sumber informasi pada tahun 2005 melalui penggunaan IT sebagai mesin untuk pembangunan berkelanjutan dan daya saing global. Namun, visi ini belum terwujudkan. 

Sesuai dengan pendapat Torruam, Japheth Terande dalam SAVAPInternational Vol.3, No 1 Juli 2012:34-35 terdapat beberapa tantangan/kendala yang menghambat penerapan E-Teaching dan E-Learning bagi pembelajaran di Nigeria khususnya. Kendala-kendala tersebut antara lain: 
1. Kurangnya guru berkualitas untuk mengajar TIK di sekolah-sekolah 
2. Kurangnya komputer 
3. Kurangnya listrik 
4. Komputer masih mahal di Nigeria 
5. Komputer rusak (pemeliharaan dan perbaikan) 
6. Rawan pencurian 
7. Kurangnya jaringan internet atau koneksi yang lambat 
8. Peningkatan moral yang bervariasi (pornografi,cyber bullying) Dari kedelapan kendala di atas dapat disimpulkan bahwa minimnya infrastruktur dan fasilitas mendominasi terhambatnya penerapan E-Learning di Nigeria. Hal ini juga berlaku pula bagi negara-negara yang sedang berkembang lainnya. 

Menurut penulis dari kedelapan kendala di atas, yang juga menjadi kendala dalam penerapan dan pemanfaatan TIK di Indonesia anatara lain: kurangnya guru berkualitas untuk mengajar TIK, kurangnya listrik (khususnya di daerah-daerah terpencil), biaya pemeliharaan dan perbaikan komputer, rawan pencurian, dan kurangnya konektivitas internet. Belum semua wilayah yang ada di Indonesia ini tersentuh oleh jaringan internet. Dari beberapa kendala di atas terdapat beberapa solusi untuk mengatasi permasalahan, antara lain: 
1. Kebijakan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan/pemerintah untuk mencetak guru-guru yang terampil dalam TIK yang siap pakai di sekolah-sekolah. 
2. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan/pemerintah memasukkan TIK ke dalam kurikulum yang berlaku sebagai mata pelajaran inti dalam semua jenjang pendidikan. 
3. Pemerintah menyediakan lembaga-lembaga penjamin mutu khusus TIK yang mampu mengelola dan memfasilitasi segala hal yang berhubungan dengan TIK khususnya di bidang pendidikan. Dimana lembaga itu dapat dikelola sedemikian rupa sehingga mampu bersaing dengan lembaga-lembaga di luar negeri. 
4. Pemerintah harus memastikan pasokan listrik yang memadai di sekolah. 
5. Pemerintah mengupayakan untuk memperluas jaringan/konektivitas internet ke seluruh pelosok negeri.

No comments:

Post a Comment